Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Minggu, 26 Mei 2013

Dinamika kehidupan

”Human being hearts change, that’s their specialty. Forever? There’s no such thing. Love, then hate. Hot, then cold. Upset, then grateful. Full of resentment, then understanding. An others, and so on.” – 49days.


Hidup itu bagaikan roller coaster

Di dunia ini, nggak ada yang namanya ‘selamanya’. Semuanya pasti berubah.  Ya, ibarat pepatah, hidup itu bagaikan roda yang berputar. Kadang ada di atas, kadang ada di bawah.

Dinamika kehidupan terus berjalan. Kadang kita nggak ngerti juga sama keadaan yang terjadi. Mungkin suatu hari, kamu berada di atas. Dielu-elukan, disenangi banyak orang. Kadang keadaan bisa saja berputar. Kamu dicuekin, nggak ada yang peduli sama kamu.

Mungkin juga di pelajaran, kamu selalu jadi yang nomer satu. Ada kalanya juga nilai kamu jatuh. Yap, dinamika hidup. Kehidupan terus berjalan. Dulu kamu yang nggak punya apa-apa, mau beli baju pun cuma bisa setahun sekali. Bisa aja tiba-tiba hidupmu jadi makmur, jadi kaya-raya.

Dinamika hidup juga terjadi di perasaan orang. Well, ini kenyaataan.

Ada cerita, seseorang teman. Dari awal dia bilang kalau nggak suka sama X (nama disamarkan). Gara-garanya X bilang sesuatu hal yang bikin dia tersinggung. Sebenarnya sih dia nggak kenal sama sekali sama X (dinamika kehidupan yang bikin aku bingung, nggak kenal tapi punya perasaan benci).  Terus kalau lagi nggosip, dia suka ngejelek-jelekin X. Yang bilang X itu gaya rambutnya aneh lah, yang bilang X itu songong lah. Pokoknya kesannya dia itu sebel banget dan benci sama X (atau iri ya?).

Suatu hari, dia diajak makan sama temennya X. Ternyata X juga ikut. Eh, terus mereka ngobrol. Tau gak setelah itu? Dia jadi sering maen dan nongkrong sama X. Lah aneh banget? Kayaknya udah paten benci gitu, eh malah jadi deket.

Dinamika kehidupan.

Berubah?

Kayaknya semua hal emang bisa berubah. Labil. Kayak hati seseorang aja.

Perubahan emang membuat kita lebih mengerti hidup ini. Ketika kita bersikap jelek, kemudian kita berubah jadi lebih baik, pasti hidup kita akan menjadi semakin baik. Begitu pun sebaliknya, ketika kita berubah jadi lebih buruk maka hidup kita juga semakin buruk. Ruwet.

Perasaan bisa banget berubah. Yang awalnya suka, jadi benci. Yang dulunya benci setengah mati, jadi terobsesi.

Ada yang baru putus, yang lainnya baru jadian. Ada yang lagi break, ada pula yang balikan. Yap, itu juga termasuk dinamika hidup.

Dinamika kehidupan yang ruwet dan seringkali nggak kita mengerti, seringkali terjadi dalam hidup kita.

Keadaan yang seperti roller coaster, kadang kita alami. Setelah kita diangkat naik pelan-pelan, kemudian kita dihempaskan ke bawah dengan keras. Tapi tenang, kalau kita pasang sabuk pengaman yang kuat, kita nggak bakal jatuh kok.

So, dengan ketidakpastian hidup yang kita alami, kita harus punya pengaman. Pengamannya apa? Mungkin rasa tegar, pantang menyerah, dan menurut aku sikap cuek dalam menghadap masalah itu lumayan perlu juga. Soalnya nggak semua masalah yang kita alami harus dipikiran terus-menerus (sambil galau), tapi juga bisa kita pikirkan tanpa menggunakan perasaan. Cuek itu nggak buruk kok.

Dinamika kehidupan akan terus berjalan teman, so bersiaplah!

Sumber gambar

Selasa, 07 Mei 2013

Song From You



Menatap indahnya senyuman diwajahmu
Membuat ku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Saat kau peluk mesra tubuhku
Banyak kata
Yang tak mampu kuungkapkan
Kepada dirimu

Aku ingin engkau slalu
Hadir dan temani aku
Disetiap langkah
Yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Sepanjang hidupku

Aku ingin engkau slalu
Hadir dan temani aku
Disetiap langkah
Yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Meski waktu akan mampu
Memanggil seluruh ragaku
Ku ingin kau tau
Kuslalu milikmu
Yang mencintaimu
Sepanjang hidupku
Ungu - Tercipta Untukku

Minggu, 28 April 2013

Bandung :D

ORION class
Dulu, pas jamannya aku SMA awal-awal (atau SMP ya? Aku lupa -,-‘), aku pengen banget tinggal di Bandung. Nggak tahu kenapa, dan alasannya apa. Pokoknya dulu itu ya, aku punya angan-angan. “Ntar kalau aku udah gedhe, bakal tinggal di Bandung sama suami, kerja di sana. Trus pas Lebaran pulang ke Malang, dan belin ortuku Martabak asli Bandung.” Oke, ini pemikiran aneh banget, apalagi waktu itu aku nggak tahu rasanya mudik pas mau lebaran itu kayak gimana. Bisa-bisa martabak yang aku bawa penyet di jalan.

Waktu itu bener-bener deh, aku penasaran gitu kayak apa rasanya tinggal di kota Bandung. Kayaknya seru, tinggal di kota yang deket sama ibukota, tapi nggak seramai Jakarta. Apalagi waktu lihat di TV atau di film, yang setting lokasinya di Bandung. Kayak film Jomblo, Cintapuccino, Petualangan Sherina (oke, ini pilem jaman aku SD), dll dll..

Saat SMA, di sekolahku itu penjurusan dimulai saat kelas 1 semester 2. Ya, semacam jurusan bayangan gitu lah. Waktu itu aku pilih jurusan IPA. Alasannya super konyol, soalnya waktu kelas 2 nanti, di jurusan IPA study tournya ke Bandung, sedangkan IPS sama Bahasa ke Bali. Yup, karena Study Tournya ke Bandung, aku masuk jurusan IPA (dewasa sekali pemikiranku..).

Well, untunglah aku bertahan terus di IPA, bahkan sampai kuliah pun di IPA. Haha.

Oh, iya. Nah, saat kelas 2 itulah, aku pertama kali menginjakkan kaki di Bandung. Waktu akan berangkat, di antara temen-temen, kayaknya aku yang paling exited banget deh. Sampai udah rencanain mau bawa apa aja, bawa duit berapa, mau belanja apa aja (study tour apa mau shopping sih ini, haha).

Siap Berangkaat!!
Perjalanan dari Malang ke Bandung, naik bis selama kira-kira sehari lah (lama bener!). Itu lama soalnya bisnya ganti ban dulu di jalan. Bener-bener pelayanan yang buruk dah! Sampai Bandung, kita transit ke penginapan dulu (semacam losmen lah). Naruh barang, sama ganti pakai seragam. Soalnya habis itu mau ke ITB.

Sehabis makan dan siap-siap, bis melanjutkan perjalanan ke ITB. Kampus impian gue nih! Nah, saat perjalanan ke ITB itu sempet juga kejebak macet tapi dikit sih. Nggak parah. Sesampainya di ITB, kita langsung masuk aula dan disambut sama pejabat setempat (lupa, rektor atau dekan ya?). Setelah tanya jawab sekilas (sumpah, temenku, Danur, nanya gini, “Pak, gimana sih caranya jadi rektor ITB?”, absurd banget -_-), kita langsung diajak keliling ITB. Nah kelompokku kebagian ke Fakultas Teknik Perminyakan dan Pertambangan.

Kolam Indonesia  
Asri banget ini kampus...

mejeng dulu di kampus orang :D
Kelar dari jelajah ITB, kita langsung lanjut menjelajah Cihampelas. Setelah ganti baju dan solat ashar di Masjid Salman, bis rombongan langsung menuju Ciwalk. Di Ciwalk, kita bebas mau ngapain aja. Ada yang belanja, ada yang makan, ada yang ngeceng. Kalau aku sih, sama temen-temen langsung makan dulu. Maklum, laper bo! Eh malah makanan yang kita pesen nggak dateng-dateng. Semacam menyebalkan sih.

Eh, iya, mau nyeritain nih tempat makan kita. Semacam café gitu, dengan dekorasi yang imut dan unik. Kursinya juga lucu, dari kayu.

Aremania di markas Bobotoh
Selesai makan, kita memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar Cihampelas sekaligus belanja oleh-oleh. Di sini nih, banyak banget toko-toko pakaian dan distro keren. Harganya pun lumayan lah. Di Bandung aku sering dipanggil Teteh loh *seneng* (oke, ini alay). Eh iya, kita muter-muter eh nemu jaket harganya 80ribuan. Juga kaos yang harganya 25ribuan. Hahaha. Udah deh, muter-muter malam itu cukup memuaskan deh. Besok lanjut lagi daaah… Sekarang kembali ke Losmen.

ini nih losmennya nih...
Pagi harinya, setelah sarapan kita siap-siap checkout dari Losmen Purwasari (promosi dikit hahaha). Sialnya, hari itu aku sakit. Tiba-tiba suaraku nggak keluar. Padahal kemarin masih bisa ngomong lho. Parah banget ih.

@Jidda (temenku) lagi encok mbak? :p
Kemudian, perjalanan berlanjut ke Boscha, yang tempat ngelihat rasi bintang itu looh. Lokasinya di daerah Lembang, yang dulu dipakai syuting film Petualangan Sherina. Sambil nostalgia film favorit jaman SD, kita masuk ke dalam Boscha. Terus kita dijelasin tentang cara melihat bintang, dan kita juga dikasih lihat teropong raksasa milik Boscha.

Si mamang njelasinnya niat bener =D

Kemudian di Boscha, aku sama Jidda (temenku SMA) iseng-iseng nih napak tilas lokasi syuting Petualangan Sherina. Yah, alay imut dikit gapapa laah. Sekali-kali doang. Hahaha.

ini nih yang dilewatin Sherina pas mau ke Boscha
Anak ilang.. Sadaam tolong guee!
Abis dari Boscha, perjalanan lanjut lagi. Kali ini kita ke Masjid Raya Bandung yang ada di pusat kota. Setelah solat di sana, acara bebas lagi. Belanja lagi donggg! *maklum cewek*

Maunya sih ke ITC yang ada di deket situ, tapi rada jauh sih. Terus pas itu kebetulan lagi ujan juga. Alhasil kita belok ke Parahyangan Plaza. Nah, di situ tuh ternyata suasananya mirip sama Malang Plaza. Bedanya, kalau di Malang Plaza tempat jualan hape, di Parahyangan itu surganya distro! Jadi, setiap kita melangkah, pasti kita melihat baju-baju kaos, celana, khas distro yang dipajang di toko-toko. Harganya pun harga distro lah. Lumayan, dapet kaos satu. Hehe.

Abisan belanja, eh si Kro sama Chalimi (temenku) ngidam makan es krim durian. Terus kita jalan ke sekitaran alun-alun yang banyak mamang jualan es. Mereka beli deh itu es duren. Katanya sih enak banget, durennya utuh gitu. Aku mah emang dasar nggak suka duren ya nggak beli lah. Hehe.

Setelah capek jalan-jalan, kita singgah ke alun-alun Bandung. Biasa, kalau cewek lagi kumpul ngapain??? Yup, nggosip foto-foto :D

biarpun pake baju ijo, tapi kita bukan bonek *peace*
Nah, gitu lah perjalanan study tour kami di Bandung. Abisan dari Bandung, perjalanan lanjut lagi ke Jogja buat ke UGM dan sekitarnya. 

(April 2010)